Retaknya Kepercayaan: Jejak Psikologis Penipuan Online pada Kepercayaan Sosial
Di era digital ini, penipuan online telah menjadi momok yang kian meresahkan. Lebih dari sekadar kerugian materi, dampak psikologis yang ditimbulkannya jauh lebih dalam, terutama terhadap fondasi kepercayaan sosial.
Setelah menjadi korban, individu seringkali merasakan guncangan emosional yang hebat: rasa malu, marah, kecewa, hingga menyalahkan diri sendiri. Ini memicu kecemasan, depresi, dan bahkan trauma yang berkepanjangan. Namun, dampak paling merusak adalah terkikisnya kepercayaan sosial. Korban cenderung menjadi skeptis dan curiga terhadap orang asing, tawaran yang menggiurkan, bahkan informasi online secara umum. Mereka mulai meragukan niat baik orang lain, merasa terisolasi, dan enggan lagi berinteraksi atau berbagi secara terbuka, khawatir akan penipuan berikutnya.
Singkatnya, penipuan online bukan hanya merampas harta, tetapi juga merenggut kepercayaan, meninggalkan luka batin yang dalam dan meretakkan fondasi kepercayaan sosial. Memahami dampak ini krusial agar kita dapat memberikan dukungan yang tepat bagi korban dan bersama-sama membangun kembali lingkungan digital yang lebih aman dan penuh empati.